- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Featured Post
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
(sumber gambar Megan dalam zoosk.com, 2017) |
Lalu lalang orang dan jalanan kampus ini adalah saksi. Ketika cinta kutuliskan dalam sajak, aku tahu ini adalah akhir dari awalan kisah kita. Jika aku dapat memutar kembali waktu, aku tak ingin membalas tatapanmu. Jika aku dapat kembali pada saat pertama sekali mata kita saling mengadu, aku akan mempercepat langkah dan mengabaikan keberadaanmu.
Tetapi seperti biasa, waktu dan takdir tak pernah berpihak padaku
(sumber gambar Rosi dalam IDNTimes.com, 2016) |
Jika aku tahu tatapan dan senyummu adalah magnet yang menarik hatiku mendekat, aku benar-benar berpikir untuk menatap setelan jersey yang kau gunakan saja saat itu. Jika aku tahu keberadaanmu di sekitarku menjadi alasanku untuk tersenyum dan melewati hari, aku benar-benar berpikir untuk tidak mencari tahu tentang siapa engkau saat itu. Aku yang terpikat denganmu, aku yang mengakui keberadaanmu dalam hidupku disaat engkau tak mengenalku sama sekali. Namun itulah rahasia hati, aku tak dapat menduga jika sore itu hatiku telah tunduk pada senyummu.
Cinta memang aneh. Dia seringkali jatuh pada orang dan saat yang tidak tepat
Namun salahkah jika hati ini memilih untuk bertahan? Salahkan jika ia memilih menanti dalam ketidakpastian dan mempercayakan semuanya pada waktu yang tak pernah berpihak padanya? Salahkah jika dalam sepi dan diam dia menanti saat dimana waktu memilih untuk memihaknya?
Aku memiliki satu hati dan ia memilihmu di saat yang salah
Dalam barisan sajak ini, aku memilih untuk mencintaimu dengan caraku. Dalam tiap pilihan kata ini, aku memilih untuk memberitahumu. Bahwa hatiku memilihmu di saat yang benar-benar tidak tepat dan memilih untuk bertahan. Karena itu, aku ingin engkau tahu, jika aku dapat mengulang waktu, aku tak ingin membalas tatapanmu. Aku tak ingin terpikat dengan senyummu. Dan aku tak ingin berusaha mengenalmu. Karena aku tahu, saat itu waktu tidak memihakku. Jika suatu hari nanti waktu memutuskan untuk memihak akan kita, aku berdoa semoga engkau mengambil tempatku. Sehingga engkau mengerti bahwa mencintaimu dalam sajak membuatku mati dalam rindu dan ketidakpastian. Bahwa mencintaimu dalam barisan kata ini membuat hatiku tak mampu membuka ruang untuk keberadaan cinta yang lain.
Untukmu yang kucintai dalam sajak, sadarkan aku bahwa saat ini waktu belum memilih kita.
Komentar
Posting Komentar